-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Koordinator BEM Kota Medan, Tantang Mahasiswa BEM UI Selesaikan Persoalan Pandemi

Sabtu, 03 Juli 2021 | Juli 03, 2021 WIB Last Updated 2021-07-03T07:21:43Z


Medan, Sumutposonline.com - Saya Anshari sebagai Koordinator BEM Kota Medan,  menantang Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), untuk bergerak melakukan langkah-langkah konkret, agar keluar dari lilitan berbagai persoalan akibat pandemi Covid-19.  

Anshari mengungkapkan BEM UI sangat eksklusif dan hanya mampu berkimentar tanpa menggunakan nalar yang baik terhadap Pemerintahan, khususnya Presiden Joko Widodo.  

Anshari mengungkapkan saat diwawancarai awak media ini sabtu, (03/07/2021) Politik mahasiswa adalah politik pengabdian. Bukan ejek mengejek. Saat ini, yang kami rasakan, dan banyak dari keluarga mahasiswa yang berduka karena keluarga mereka banyak yang sakit, bahkan meninggal dunia karena Covid. Lalu, BEM UI tanpa pernah mengetahui perasaan kita, mengambil kesempatan politis di saat sulit,”Terang Anshari. 

Saya secara pribadi  mengecam cara-cara yang dilakukan BEM UI karena menyebut Presiden Joko Widodo sebagai The King of Lips Service.  

Saya bependapat , pergerakan BEM UI sangat eksklusif. Dengan tidak pernah memperhatikan perasaan rakyat miskin yang sebenarnya.  

Anshari   juga menyatakan, kebutuhan rakyat miskin saat ini adalah bisa segera keluar dari situasi krisis karena Covid-19.  

“Tidak ada korelasinya mengejek ngejek Presiden dan perubahan keadaan krisis saat ini. Apakah dengan BEM UI mengejek ngejek  Pak Jokowi lantas Covid langsung hilang dan krisis langsung selesai?” tantang Anshari.  

Anshari beranggapan, saat ini empati adalah respon yang benar dengan kondisi di saat lonjakan pasien Covid-19 sedang melejit.  

Dia mengatakan, BEM UI tidak mengerti dan tidak bisa bersikap empati, karena diduga sudah disusupi oleh kelompok kepentingan politik tertentu.  

“Arah gerakan mereka sudah tidak seusai dengan doktrin gerakan mahasiswa yang kita kenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” lanjutnya.  

Model yang diperlihatkan BEM UI, katanya lagi, diduga lebih ke arah gerakan politik praktis. Mengambil alih kekuasaan dengan mengejek-ngejek Kepala Negara. “Dengan tujuan mengajak untuk membenci Presiden dengan cara mengejek-ejek,” kata Anshari.  

Politik mahasiswa adalah politik Tri Dharma. Membangun Bangsa Negara dengan pengabdian, ketulusan dan kecintaan. Menurut Budi, apa yang dilakukan BEM UI lebih ke arah membangun kebencian.  

“Bagaimana pun mengejek-ngejek akan selalu melahirkan kebencian. Tidak ada cinta kasih dan pengabdian di balik ejek-mengejek,”Pungkas Anshari. 
(Sep/SP) 
×
Berita Terbaru Update