-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Proyek Pembangunan Jembatan di Nagori Bosar Bayu Diduga Asal Jadi dan Terkesan Sarat Korupsi

Selasa, 09 Agustus 2022 | Agustus 09, 2022 WIB Last Updated 2022-08-09T12:34:18Z

SIMALUNGUN | Sumutposonline.com

Proyek pembangunan jembatan yang bersumber dari dana desa (DD) bernilai total Rp.136.720.280 tahun 2022 di Nagori Bosar Bayu, Kec.Hutabayu raja, Kab.Simalungun diduga sarat korupsi.Hal ini sesuai amatan awak media dilokasi, dimana Proyek pengerjaan pembangunan jembatan yang berada di Huta bosar Bayu, tidak menggunakan Mesin Molen, sedangkan peranca yang digunakan terlihat tidak menggunakan broti, namun menggunakan balok kayu yang dipotong dari disekitaran lokasi, padahal dalam RAB jelas bahwa tiang peranca di anggarkan.

Pak Andi salah seorang yang mengaku kepala tukang yang juga bukan warga nagori Bosar bayu, melainkan warga Nagori Maligas Bayu, kepada sumutposonline.com ketika di tanyai dilokasi terkait tidak menggunakan molen dan lainnya Andi mengatakan " Dari awal pengerjaan kami tidak pernah menggunakan molen pengaduk semen bang, kami hanya manual, untuk lebih jelas tanya pangulu bang, kami hanya kerja disini paling banyak kami 10 orang, tapi sudah beberapa hari ini kami sudah 5 orang saja yang kerja" tukas Andi.

Pangulu Nagori Bosar Bayu Rotbel Simanjuntak SE, ketika di konfirmasi disekitaran lokasi proyek kepada awak media mengatakan " Yang mana itu bos, terkait Molen memang kami tidak mengangarkan pengadaannya, proyek pembangunan jembatan kami manual ini, soal tiang peranca yang tidak menggunakan broti, dan hanya hasil potongan kayu dikarenakan broti yang kami beli dari panglong bermata - mata bos, makanya kami gunakan potongan kayu, semua sudah seperti dalam RAB", tukasnya. Diminta untuk menjukkan RAB yang dimaksud Pangulu Nagori Bosar Bayu tidak bernyali untuk menunjukkan RAB yang dimaksud.

Pendamping lokal Desa Saihot sirait saat ditemui dilokasi terkait tiang peranca yang tidak menggunakn broti bagaimana semestinya, dan tidak menggunakan molen pengaduk semen, PLD mengatakan " Katanya tidak menggunakan molen lae, sama kami tidak ada RAB, Tanya TPK saja, ucap PLD, sementara TPK tidak dapat ditemui lokasi pengerjaan. Ditanya bagaimana absensi pekerja yang bukan warga sekitar Pendamping lokal desa (PLD) mengatakan " Belum ada absensinya sama saya belum ada dikasih pangulu" ucapnya.

Terpisah salah seorang warga ditemui di salah satu warung kopi saat awak media mempertanyakan perihal pengerjaan proyek dana desa di nagori Bosar bayu yang dikerjakan orang luar nagori tersebut atau tidak menggunakan swakelola, warga yang tidak ingin namanya ditulis, sangat menyayangkan sikap pangulu, yang mengataka bahwa warga nagori bosar bayu tidak ada yang mau bekerja. Menurutnya Upah yang dibayarkan Pangulu dibawah standar sehingga warga nagori tersebut tidak mau mengerjakan proyek yang bersumber dari Dana Desa tersebut. 

(G.A.S/SPOL) 
×
Berita Terbaru Update