KARO | Sumutposonline.com
Dimana ditengah gencar gencar Kepolisian Republik Indonesia memberantas kasus penyakit masyarakat seperti perjudian dan judi Online.
Warga juga berharap kepada Kepolisian Republik Indonesia agar juga menutup serta menangkap pelaku arisan On Line yang merugikan masyarakat seperti admint yang menyediakan jasa arisan Online yang memakan korban diduga modus penipuan sehingga korban tergiur dan mengalami kerugian dengan jumlah besar,tentunya hal ini membuat sebagian masyarakat menjadi sangat resah dengan arisan On Line yang dapat di akses melalui group WA tersebut.
Seperti yang dialami salah seorang warga Berastagi TS (23) yang terjerumus ikut arisan On Line dengan nama "Arisan Menurun 10 Juta" yang beranggotakan sembilan orang.
Lebih lanjut disebutkan TS (23) dirinya ikut menjadi korban arisan tersebut sejak sekitar setahun lalu,saat itu dirinya menerima uang arisan 10 Juta, dan yang diterima sekitar RP. 8. 250. 000, juta ( delapan juta dua ratus lima puluh ribu rupiah ) dari uang tersebut, maka sesuai peraturan, dirinya harus membayar uang tersebut sebanyak Rp.1.400 000 ( Seratus empat puluh Ribu) di kali sepuluh dan jika di total uang tersebut menjadi Rp. 14. 000. 000 ,- ( empat belas juta Rupiah).
Akibat tingginya bunga uang arisan tersebut, TS merasa di rugikan dan nyaris bingung untuk mencari uang, guna menutupi uang arisan tersebut.pungkasnya.
Selain bingung untuk mencari uang, TS juga mengalami berbagai tekanan, dari salah seorang Admin group yang di sebut sebut bernama Risky, menurut TS, Dirinya kerap menerima sejenis teror dan tekanan dari pihak Admin, agar dirinya di paksakan untuk melunasi segala hutang arisan tersebut.
Risky yang merupakan Admin Group yang di konfirmasi beberapa wartawan mengatakan, akan menerangkan tentang arisan tersebut, namun di tunggu tunggu, Risky Tidak juga mengirim rekaman via wa,
Risky juga mengatakan bahwa dirinya ingin agar di sambungkan dengan Nara sumber,
" Nara sumber untuk apa ya Pak? Saya tidak suka nama saya di mediakan" demikian sebagian Wa Risky saat di konfirmasi puluhan wartawan di yang bertugas di Karo.
(LIN/SPOL)